Aher Minta Gaji Kepala Daerah Dinaikkan Agar Tak Korupsi, Mendagri: Bukan Masalah Gaji, tapi Mental
Tjahjo mengatakan untuk mencegah korupsi, kepala daerah tidak boleh terjebak dalam perencanaan anggaran.
Laporan wartawan tribunnews.com, Wahyu Firmansyah
TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo korupsi kepala daerah bukan diakibatkan minimnya gaji.
Korupsi menurutnya diakibatkan lemahnya mental.
"Korupsi kepala daerah dan perangkat daerah itu faktornya bukan gaji. Sistem sudah baik, pengawasan baik, tapi masih ada yang kena OTT itu bukan masalah gaji tapi masalah mental," ujar Tjahjo di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta, Rabu (18/4/2018).
Baca: Mendagri: Di Papua Mengurus e-KTP Tidak Sampai 15 Menit Bila Tidak Ada Gangguan
Tjahjo mengatakan untuk mencegah korupsi, kepala daerah tidak boleh terjebak dalam perencanaan anggaran.
Karena godaan melakukan korupsi biasanya muncul dalam perencanaan anggaran.
Baca: Sikapi Pernyataan Amien Rais, PDIP: Kami Tidak Pernah Menghadirkan Setan Dalam Politik
Tjahjo juga mengatakan kenaikan gaji bukan solusi dan bukan masalah itu.
"Jangan ada bargaining, jangan ada kongkalikong, jangan ada suap menyuap dengan DPRD atau pihak lain, itu aja. Kenaikan gaji bukan solusi, bukan masalah itu," katanya.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menyarankan agar gaji kepala daerah dinaikkan.
Alasannya untuk mengurangi potensi korupsi yang dilakukan kepala daerah.
Ia menyebutkan, jika gaji dari kepala daerah tidak sebanding dengan apa yang dikeluarkan saat berkampanye sebagai calon kepala daerah.
"Artinya bahwa menjadi bupati, walikota gubernur, lebih menonjol pengabdiannya, kalau gaji sudah saya katakan tadi dengan biaya kampanye bisa jadi korupsi. (Jika gaji dinaikan) jadi sejak awal niatnya bukan mencari, kekayaan dan perekonomian tapi lebih kepada pengabdian," ujar Aher di Gedung Sate, Selasa (17/4/2018).
Aher sendiri tidak menyebutkan jumlah kenaikan gaji yang ia maksud. Lelaki yang menjabat sebagai gubernur dua periode ini mengatakan yang penting adalah untuk menutup kesempatan korupsi.(*)
Ini Jejak Idjon Djanbi, Komandan Kopassus Pertama Paling 'Keramat', Tak 'Dihormat' Saat Meninggal https://t.co/F8gpoiExrC via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) April 18, 2018