Orang Tua Mahasiswa Telkom yang Dibunuh Sudah Maafkan Pelaku, Namun Tak Bisa Merelakan
Meski pihak keluarga sudah memaafkan pelaku penusukan, namun mereka masih belum bisa merelakan kepergian korban.
Penulis: Mumu Mujahidin | Editor: Isal Mawardi
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mumu Mujahidin
TRIBUNJABAR.ID, DAYEUHKOLOT - Meski pihak keluarga sudah memaafkan pelaku penusukan, namun mereka masih belum bisa merelakan kepergian korban. Pihak keluarga berharap para pelaku dapat dihukum sesuai hukum yang berlaku dan sesuai dengan perbuatannya.
"Karena biar bagaimanapun anak kami tidak akan kembali. Kami hanya tinggal merasakan sakitnya dan sesaknya saja. Walaupun anak kami sudah kami relakan, tapi tetap masih susah kami merelakan sepenuhnya," tutur Oloan Sihombing, orangtua dari Alexander Sihombing sambil menangis di TKP, Selasa (3/4/2018).
Diakuinya pihak keluarga sangat terpukul dan tidak bisa menggambarkan perasaan mereka atas kejadian tersebut. Meraka berharap kasus dapat diusut hingga benar-benar tuntas.
Karena kasus ini merupakan contoh yang tidak baik agar tidak terulang lagi dan menimpa banyak korban mahasiswa lainnya. Selain itu kata Oloan, agar orang-orang yang memiliki pemikiran-pemikiran jahat seperti para pelaku dapat merubah pikiran mereka.
Diduga Kelewatan Batas, 4 Publik Figur Ini Beri Respon Puisi Kontroversi 'Ibu Indonesia' https://t.co/mLZ2l5odbw via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) April 3, 2018
"Anak saya sekolah selama 4 tahun disini menggali ilmunya sampai tidak pernah tidur. Tidur hanya di laboratorium demi menggali ilmu. Sekarang hanya dikubur dalam waktu sekejap, akibat ulah orang yang biadap seperti itu," tuturnya.
Di mata keluarga, Ale sapaan akrab Alexander merupakan orang yang sangat baik, penurut, dan berpikir panjang kedepan. Dia selalu berpikir bagaimana dia bisa menolong orang-orang yang susah di lingkungannya.
"Boleh ditanyakan ke teman-temannya, menurutnua tidak ada gunanya memiliki ilmu yang tinggi kalau hanya berguna untuk dirinya sendiri atau sama keluarganya saja," katanya.
Harapannya kedepan pihak kepolisian bisa menciptakan situasi aman dan kondusif serta dapat membina mental-mental masyarakat yang bebal di lingkungan masyarakat maupun negara. Agar tidak lagi terjadi kasus-kasus seperti yang dialami anaknya.
Baca: Gali Motif Pelaku, Polisi Gelar Rekonstruksi Pembunuhan Mahasiswa Telkom University
"Biarlah anak saya menjadi korban kebiadapan, tapi menjadi contoh yang baik untuk tidak ditiru oleh orang lain," katanya.
Pihak keluarga mengaku terakhir kali bertemu dengan Ale, pada saat dirinya berpamitan untuk pergi kuliah ke Bandung pada 8 Januari empat tahun lalu.