Momen Matahari Tak Terbit di New England, Hanya Ada Doa dan Tangisan, Telinga Siap Dengar Sangkakala

Tepatnya 19 Mei 1780, hari di mana matahari tidak terbit, padahal sebelumnya tidak ada indikasi awan badai atau kejadian alam lainnya.

Editor: Indan Kurnia Efendi
Ilustrasi kegelapan 1780 di New England 

TRIBUNJABAR.ID - Sejarah pernah mencatat kejadian-kejadian aneh yang pernah terjadi dan membingungkan warga pada waktu itu.

Dilansir dari Ancient Pages, malam dan tenggelamnya matahari di barat datang dengan cepat dan tidak beranjak pergi pada keesokan harinya.

Kejadian ini membuat takut penduduk New England yang pada waktu itu tidak mengetahui apa-apa tentang penyebab kegelapan.

Tepatnya 19 Mei 1780, hari di mana matahari tidak terbit, padahal sebelumnya tidak ada indikasi awan badai atau kejadian alam lainnya.

Sebuah kegelapan yang tidak biasa turun di atas New England dan bagian-bagian tertentu dari Kanada dan berlanjut sepanjang hari sampai malam tiba.

Orang-orang sangat takut dan wajah mereka seakan mengumpulkan kegelapan.

Penyebab fenomena ini tidak diketahui, yang jelas bukan disebabkan oleh gerhana.

Siang hari sama gelapnya seperti malam, kegelapan begitu pekat menyelimuti hingga lilin harus dinyalakan sampai tengah malam.

Burung-burung menyanyikan lagu-lagu malam mereka, lalu terdiam dan menghilang.

Ketika kegelapan semakin intensif, sapi-sapi dikatakan telah berjalan kembali ke kandang mereka dan para petani tidak melakukan apa-apa di ladang kecuali untuk kembali ke rumah.

Para pria berdoa, dan wanita menangis, semua telinga dipasang tajam untuk mendengar tiupan sangkakala kiamat dan ledakan kehancuran.

Setelah kejadian aneh itu, profesor Samuel Williams dari Massachusetts mulai mempelajari fenomena dengan mengumpulkan semua jenis laporan dan pemberitahuan surat kabar dari seluruh daerah.

"Di beberapa tempat, kegelapan itu begitu luas, orang-orang tidak bisa melihat untuk membaca koran di udara terbuka. Tingkat kegelapan ini sangat luar biasa,” kata Samuel Williams.

Cuaca di Northeast Amerika benar-benar dipelajari oleh Prof. Williams.

Prof. Williams menyimpulkan bahwa fenomena itu disebabkan oleh asap dari kebakaran hutan yang memunculkan kabut tebal dan lapisan awan yang sangat rendah.

Halaman
12
Sumber: Intisari
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved