Komunitas Tanpa Batas Bandung Sebut Anak-anak Jalanan Sudah Lebih Tahu Sopan Santun
Jadi, tujuan kami adalah memberikan hak-hak anak, hak pendidikan, bermain, belajar. Karena mereka itu masih anak-anak tapi disuruh jualan
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Yongky Yulius
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG- Ada alasan tersendiri di balik keberadaan Komunitas Tanpa Batas Bandung.
Sebelumnya diberitakan, komunitas yang ada sejak April 2017 ini merupakan kumpulan yang orang-orang mengajar anak jalanan setiap 2-3 sekali pada akhir pekan.
Mereka mengajar di trotoar atau halaman kosong di sekitar simpang empat Jalan RE Martadinata dan dekat Rumah Sakit Sariningsih atau dekat Samsat di simpang empat Kiaracondong-Soekarno Hatta, Kota Bandung.
Ketua Komunitas Tanpa Batas Bandung, Erwin Santosa (24), mengatakan, ide awal membentuk komunitas itu memang berasal dari para anggotanya.
Ruhut Sitompul Berkoar Bilang Ngawur, Desak Fadli Zon Bongkar Keaslian Isi Pidato Prabowo https://t.co/2koC16yWiV via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) March 27, 2018
"Ide awal dari kakak-kakak (anggota) semua. Kami awalnya melihat adik-adik harus jualan sampai hujan-hujanan. Bahkan, mereka sekolah tapi harus jualan."
"Jadi, tujuan kami adalah memberikan hak-hak anak, hak pendidikan, bermain, belajar. Karena mereka itu masih anak-anak tapi disuruh jualan," kata Erwin Santosa saat ditemui Tribun Jabar di halaman sebuah mal di kawasan Jalan Gatot Subroto, Bandung, Sabtu (24/3/2018).
Awalnya, dia bersama 10 anggota lain di komunitas itu harus bisa melakukan pendekatan ke anak jalanan dan ke orang tua anak jalanan.
Baca: Cerita Ni Made Dwi Keliling Sejumlah Daerah di Indonesia Pakai Sepeda Onthel
"Pertama tentu pendekatan ke adik-adiknya, lalu pendekatan ke orang tua mereka. Kebanyakan mereka enggak mau belajar karena enggak dapat izin dari orang tuanya, karena harus jualan dulu. Padahal, anak-anak itu sebenarnya ingin belajar."
Menurut Erwin Santosa, orang tua anak-anak jalanan biasanya ada di jalanan juga mengawasi anak-anak mereka.
"Si ibunya biasanya ada di jalanan juga, mengawasi atau mengontrol anak-anaknya. Ada juga orang tua atau si ibunya yang enggak setuju. Mereka belajar kalau si ibunya enggak tahu, jadi curi-curi waktu," kata Erwin Santosa.
Ini Profil Striker PS Tira Aleksandar Rakic, Kapten Persib Supardi Nasir Menangis Dibuatnya https://t.co/KqUpZWn0Tx via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) March 27, 2018
Hingga saat ini, lanjutnya, ada sekitar belasan anak yang rutin mengikuti pengajaran di jalanan itu.