Breaking News

Mahfud MD Skak Mat Ratna Sarumpaet Gara-gara Disebut Bagian dari Pihak yang Merekayasa Perpecahan

Seniman sekaligus aktivis HAM Ratna Sarumpet memberikan komentar pedas kepada mantan ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD. Lihat balasannya.

Penulis: Indan Kurnia Efendi | Editor: Indan Kurnia Efendi
Kolase
Ratna Sarumpaet dan Mahfud MD 

TRIBUNJABAR.ID - Seniman sekaligus aktivis HAM Ratna Sarumpet memberikan komentar pedas kepada mantan ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD.

Ratna menyebut Mahfud MD bagian dari pihak yang menciptakan kegaduhan dan merekayasa perpecahan di Indonesia.

Anggapan itu muncul saat Mahfud MD menjawab pertanyaan dari seorang netizen terkait sikapnya terhadap Prabowo Subianto.

"Jadi prof udah ngga sepaham lgi sama pak Prabowo? hehehe..

Oiya prof, koq bisa ya;
2014 ketua tim sukses Prabowo
2019 calon wapres pak Jokowi

Laif ya prof.. (emoji)," tulis seorang netizen.

Mahfud MD menjelaskan sudah lama tidak sepaham dengan Prabowo.

Ia mencontohkan saat menolak ajakan Prabowo untuk memperkarakan hasil Pilpres 2014 ke MK.

Contoh lainnya, Mahfud MD memilih menjaga jarak saat ramai aksi '212'.

"Sdh lama tak sepaham. Saat beliau kalah di Pilpres sy menolak keras saat diajak berpetkara di MK krn sy tahu posisi hukumnya.

Saat 212 sy jauh di luar arena, meski asyik menonton dari jauh.

Sy manusia bebas, bicara dgn nurani dan logika sendiri. Jgn kacaukan NKRI dgn pesimisme."

Pembahasan tersebut lah yang kemudian memicu Ratna Sarumpaet untuk berkomentar.

Bahkan, Ratna menyebut pihak yang di dalamnya termasuk Mahfud MD, membuat 'war on hoax' guna membuat masyarakat ragu akan kebenaran sebuah berita.

Baca: Setnov Mohon Ampun Ganti Duit Miliaran, Mahfud MD Nyinyir Tembak Antek Pembela Setnov, Tokoh Ini?

"Org mengingatkan mrk tuduh pesimis.

Itulah Strategi Neolib d antek2nya utk menguasai Indonesia. Mrk buat rakyat limbung.

Mrk ciptakan gaduh; Mereka mrekayasa perpecahan. Mrk bikin “war on hoax” spy org2 ragu akan kebenaran tiap berita.
Sedih mngetahui @mohmahfudmd satu dr mereka," tulis Ratna Sarumpaet di Twitter, Sabtu (24/3/2018).

Tak tinggal diam, Mahfud MD pun memberikan jawaban yang mematahkan argumen Ratna Sarumpaet.

Menurut Mahfud MD, semua yang ia katakan adalah fakta.

Pertama, soal ucapan Prabowo yang bilang Indonesia akan lenyap tahun 2030.

Faktanya, memang banyak pihak yang menyebut ucapan Prabowo tersebut mengutip dari sebuah novel fiksi.

Kedua, soal prediksi Indonesia akan menempati posisi tujuh besar kekuatan ekonomi dunia.

Faktanya, kata Mahfud, memang ada penelitian dari McKensey yang menjelaskan hal demikian.

"Mana yg hoax, Mbak Ratna? Pak Prabowo bilang Indonesia akan bubar th 2030 tp kemudian dibilang itu dari buku fiksi adl fakta. Sy bilang, mnrt studi McKensey 2030 Indonesia akan masuk 7 besar kekuatan ekonomi dunia jg fakta. Tak ada hoax. Sedih melihat Mbakku suka me-nuding2 bgt," tulis Mahfud MD.

Ucapan Prabowo vs Hasil Penelitian

Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto masih menjadi sorotan setelah isi pidatonya menghebohkan publik.

Dalam pidatonya itu, Prabowo menyebut ada kajian yang mengungkap bahwa Indonesia akan bubar pada 2030.

"Gambar-gambar pendiri bangsa masih ada di sini, tetapi negara lain mereka sudah bikin kajian-kajian, di mana Republik Indonesia sudah dinyatakan tidak ada lagi tahun 2030," ungkap Prabowo dalam cuplikan video tersebut.

Sejumlah elite pemerintah lantas mempertanyakan dasar argumen Prabowo itu.

Ada juga yang memberikan respons secukupnya setelah pidato Prabowo tersebut viral.

Satu di antaranya adalah orang nomor satu di Tanah Air, Presiden Joko Widodo.

Presiden Jokowi seketika tertawa saat wartawan bertanya pendapatnya mengenai pernyataan Prabowo.

Tribun Jabar melansir Kompas.com, setelah Jokowi tertawa beberapa saat, ia mengatakan seharusnya kita semua memandang masa depan dengan rasa optimisme, bukan sebaliknya.

"Kita memandang ke depan itu harus memandang dengan rasa optimisme. Kita memandang ke depan itu harus juga memberikan sebuah harapan yang lebih baik kepada anak-anak muda kita, kepada rakyat kita," kata Jokowi, Rabu (21/3/2018).

Rasa optimisme ini nyatanya bisa didukung oleh satu data valid mengenai kemajuan Indonesia di masa depan.

Data dari PricewaterhouseCoopers (PwC), perusahaan konsultan ternama dunia memprediksi ada 32 negara dengan perokonomian kuat pada 2030 hingga 2050.

Ternyata Indonesia masuk ke dalam urutan ke-5 mengalahkan Inggris, Rusia, Jerman, dan negara maju lainnya.

Data tersebut berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB).

Urutan lima besar ini jelas menjadi acuan untuk menunjang Indonesia menjadi negara terhebat.

Nantinya Indonesia akan bersaing kuat dengan empat negara lainnya, di antaranya China di urutan pertama, dilanjut Amerika Serikat, kemudian India, dan Jepang.

Di tahun 2030 perekonomian Indonesia akan naik sekitar 5.424 triliun dolar AS.

Dengan dukungan demografi dan produktivitas sebagai penggerak pertumbuhan, ekonomi Indonesia bahkan diproyeksi menembus peringkat ke-4 di dunia pada 2050.

Indonesia berada di peringkat ke-4 ekonomi terkuat di dunia pada 2050
Indonesia berada di peringkat ke-4 ekonomi terkuat di dunia pada 2050 (www.pwc.com)

Peringkat Indonesia ini diprediksi bisa mengalahkan Jepang yang jatuh ke posisi ke-8.

Dilansir Independent.co.uk, Pwc merilis daftar negara-negara tersebut dalam laporan "The long view: how will the global economic order change by 2050?" (Pandangan masa depan: Bagaimana perubahan ekonomi global akan berubah pada 2050?).

Dalam laporannya, Pwc menyebut Indonesia berada di urutan ke-8 pada tahun 2016.

Peringkat perekonomian Indonesia pada 2016
Peringkat perekonomian Indonesia pada 2016 (www.pwc.com)

Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia berdasarkan paritas daya beli (purchasing power parity/PPP) sudah mencapai 3,038 triliun dolar AS.

Peringkat ini menunjukkan Indonesia berpotensi semakin kuat hingga bisa mengalahkan Inggris dan Prancis yang tidak akan masuk 10 besar.

Kendati demikian, PwC menilai perekonomian Indonesia masih sangat bergantung pada ekspor sumber daya alam dan pemerintah yang belum terlalu fokus pada reformasi ekonomi. 

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved