Ini Rahasia Prajurit Marinir Bisa Berenang Melewati Selat Sunda, Mau Coba?
Terungkap! Inilah rahasia prajurit marinir bisa berenang melewati Selat Sunda.
TRIBUNJABAR.ID - Pada 1960-an pasukan komando TNI Angkatan Laut (AL) yang sekarang dikenal sebagai Komando Pasukan Katak (Kopaska) mendapat tugas khusus untuk melaksanakan infiltrasi (penyusupan) ke Irian Barat (Papua).
Papua saat itu masih dikuasai Belanda dan untuk merebutnya, salah satu jalan yang ditempuh pemerintah RI adalah melalui peperangan.
Tapi pasukan komanda AL mengalami kesulitan untuk melaksanakan infiltrasi karena terbatasnya jumlah personel pasukan.
Baca: Miris! Seorang Ibu di Surabaya Rela Jual Ginjal Demi Beli Ponsel untuk Anaknya
Baca: Anda Merasa Mual dan Sakit Punggung? Hati-hati Gagal Ginjal, Kenali 10 Tanda Penyakitnya
Syarat untuk melaksanakan infiltrasi bagi pasukan komando AL memang berat.
Antara lain mereka harus mampu berenang jarak jauh sambil membawa ransel dan senjata serta setelah tiba di darat bisa bertempur seperti pasukan komando.
Untuk mendapatkan pasukan berkualifikasi komando dalam waktu singkat, maka komando AL meminta personel dari Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD), yang sekarang dikenal sebagai Kopassus untuk bergabung.
Ketika sejumlah pasukan RPKAD sudah bergabung dengan komando AL maka mereka pun dilatih terlebih dahulu untuk renang jarak jauh.
Ketika akan mulai latihan komandan pasukan komando AL, Mayor Urip Santosa minta agar para personel RPKAD mendapatkan makanan yang bergizi seperti susu, telur, daging, serta madu.
Tito Karnavian Bertanya kepada Ustaz Abdul Somad Soal Konflik di Negara Islam, Begini Jawabannya https://t.co/ZbhB8tCY13 via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) March 6, 2018
Pasalnya makanan dan minuman berprotein tinggi itu sangat dibutuhkan bagi perenang jauh yang tenaganya bisa terkuras dalam waktu cepat.
Tapi permintaan dari komandan pasukan komando AL ternyata dianggap terlalu mewah oleh komandan RPKAD saat itu, Kolonel Moeng Parhadimulya.
Baca: Mengapa Seragam TNI Bermotif Loreng? Ternyata Alasannya Sesederhana ini
Kolonel Moeng bahkan sering melarang prajurit RPKAD makan dengan lauk telur ayam jika asal-usulnya tidak jelas.