Orang Tua Siswa Aniaya Kepsek
Gara-gara Hal Ini, Orang Tua Siswa Aniaya Kepsek SMP 4 Lolak, ' Saya Pikir Bakal Mati'
Astri mengalami luka pada bagian hidung, kepala, punggung, serta kedua tangan. Kepalanya terus berdenyut - denyut, sementara hidungnya terasa perih.
TRIBUNJABAR.ID, MANADO - Kasus penganiayaan terhadap Astri Tampi, Kepsek SMP Negeri 4 Lolak di Labuan Uki, Kecamatan Lolak, Kabupaten Bolmong ternyata berawal dari isu alat tes kehamilan yang beredar di kalangan siswa.
Astri coba menelusuri isu tersebut. Sejumlah siswa pun dipanggil, termasuk Putri, anak pelaku DP (41)
"Saya cari tahu siapa yang menyebarkan isu alat tes kehamilan beredar di sekolah, semua datang kecuali Putri, kemudian dia saya tanyakan kenapa tidak datang, ia katakan sudah lapor ayahnya, saya lantas panggil ayahnya untuk cek kebenarannya," kata dia.
Baca: Orang Tua Murid Hantam Kepala Sekolah di Lolak Pakai Meja, Ironis!
Beber Astri, DP pun memenuhi panggilan.
Percakapan keduanya terjadi di ruang kepala sekolah.
"Saya katakan padanya, siswa lain yang sudah memenuhi panggilan telah membuat surat pernyataan, sedang Putri belum membuat surat karena tidak memenuhi panggilan," kata dia.
Sebut dia, DP pun emosi karena berasumsi sang anak juga akan disuruh buat surat panggilan.
DP mengancam lantas menendang meja kaca di depannya.
Baca: Panwaslu Majalengka Tindak Tegas Paslon yang Terbukti Lakukan Politik Uang dan Isu SARA
"Meja itu kemudian dipukulkan pada saya, saya jatuh, ia kemudian kembali memukuli saya dengan kaki meja, saya kira saya akan mati, karena ia membabi buta menghantam saya, mungkin kalau tidak dilerai guru lainnya saya sudah mati," kata dia.
Ia mengatakan, mengalami luka pada bagian hidung, kepala, punggung, serta kedua tangan. Kepalanya terus berdenyut - denyut, sementara hidungnya terasa perih.
"Mungkin hidung saya patah," kata dia.

Dibawa ke RS Kandou, Selasa malam, Rabu paginya ia menjalani CT Scan.
Hingga kini, ia masih bertanya tanya mengapa DP bisa segalak itu.
"Sebuah hal kecil, saya pun tidak salah karena hanya menjalankan fungsi didikan, tapi saya sepertinya mau dibunuh," kata dia. (Tribun Manado/ Arthur Rompis)