Satu Keluarga Dibantai
Berawal dari Parfum, Cinta Emah-Efendi Berakhir Tragis Gara-gara Mobil
Dari sebuah parfum, cinta Emah dan Muchtar Effendi bersemi ketika keduanya mengikut bazaar pasar malam di Tangerang.

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda dan Dwi Putra Kesuma
TRIBUNJABAR.ID, TANGERANG - Dari sebuah parfum, cinta Emah dan Muchtar Effendi bersemi ketika keduanya mengikut bazaar pasar malam di Tangerang.
Dua insan yang terpaut usia 20 tahun itu membuka stan masing-masing di sana, Emah berjualan pakaian dewasa dan seragam sekolah, sementara Effendi berdagang parfum dan gamis.
Emah, awalnya hanya ingin menanyakan harga parfum kepada Effendi, tapi malah berlanjut ke hubungan yang lebih serius.
"Setahu saya mereka bertemu saat menjadi peserta bazaar pasar malam," cerita Romly, pedagang Pasar Kebon Besar, Batu Ceper, Tangerang, Selasa (13/2/2018).
Cerita Romly diamini Kyla, pedagang yang kiosnya bersebelahan dengan kios Emah.
Baca: Mengapa Bali United Bisa Kalah 3-1 dari Yangon United? Piala Presiden Lebih Penting dari Piala AFC?
Baca: Begini Cara Pelaku Pembantaian Satu Keluarga di Tangerang Coba Kelabui Polisi
Para pedagang di kiri dan kanan kios Emah, tahu rekannya tersebut kerap memanggil Effendi sebagai Aki karena faktor usia.
"Dia emang, sebelum ketemu Aki sudah mulai sibuk ikut bazaar malam mas," kata Kyla kepada TribunJakarta.com.
-
Bikin Merinding, Penjaga Lihat Sosok Ini Setelah Pemakaman Korban Pembantaian Satu Keluarga Usai
-
Ayah Bocah yang Dibantai di Tangerang Emosi: Apa Salah Anak Saya?
-
Fakta Pembunuhan Satu Keluarga di Tangerang, Pisau Dapur sampai Penyebabnya
-
Pembunuh Satu Keluarga di Tangerang Ternyata Pernah Dimaki Ketua RT, Begini Ceritanya
-
Emah, Korban Pembunuhan oleh Suaminya Sering Dipanggil Ayu Ting Ting oleh Para Pedagang, Kok Bisa?