Puluhan Sapi di Cianjur Mati karena Racun Dosis Tinggi, Petugas Masih Selidiki Kasusnya
Andy mengatakan, balai tidak melepaskan standar bio security setelah mengetahui hasil laboratorium yang menyebutkan bahwa ternak mati karena racun.
Penulis: Ferri Amiril Mukminin | Editor: Yudha Maulana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferri Amiril Mukminin
TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Kepala Seksi Pelayanan Pembibitan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan UPTD Balai Pembibitan dan Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak Sapi Bunikasih, drh Andy Hariswan mengatakan, penyebab matinya 22 ekor sapi milik Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat karena ditemukan racun dalam pakan rumput dalam dosis yang cukup besar.
Temuan itu berdasarkan hasil laboratorium patologi hewan Institut Pertanian Bogor dan baru didapat hasilnya pada Kamis (8/2/2018).
"Sudah ada hasilnya dari dua laboratorium di Bogor mengatakan bahwa penyebab matinya 22 ekor sapi perah karena ditemukan racun dalam dosis tinggi di dalam lambung hewan, jadi bukan karena penyakit yang menular," ujar Andy ditemui di Balai Bunikasih, Jumat (9/2/2018).
Baca: Puluhan Sapi Perah Mati Mendadak, UPTD Perbibitan Milik Dinas Peternakan Jabar Dijaga Ketat
Baca: Baru Dua Hari Diresmikan, Pengunjung Taman Alun-alun Regol Bandung Keluhkan Hal Ini
Berdasarkan hasil laboratorium yang menyebut terdapat racun dalam dosis tinggi di dalam pakan, Andy mengatakan pihaknya sudah melaporkan kepada pihak berwajib.
Ia mengatakan mengenai dugaan lain adanya kesengajaan menyimpan racun dan lainnya, hal tersebut ia serahkan kepada pihak berwajib.
Menurutnya, untuk meyakinkan adanya racun dalam pakan rumput yang dimakan ternak yang mati, pihak balai kembali memeriksa sampel pembanding di laboratorium di Subang.
"Sebagai pembanding, kami uji lagi di laboratorium di Subang, dari Subang belum ada hasilnya," kata Andy.
Andy mengatakan selain memeriksa sampel rumput gajah dan rumput lainnya, laboratorium juga memeriksa air minum ternak. Sampel yang diperiksa adalah pakan dan air minum yang diberikan pada periodik sore hari hingga terakhir kali ternak makan rumput.
Baca: Operasional Pabrik Tekstil di Jalan AH Nasution Bandung Ditutup, Pembuangan Limbah Salahi Aturan
"Laboratorium tidak menemukan racun dalam sampel minuman, racun ditemukan dalam dosis tinggi hanya pada pakan rumput," katanya.
Andy mengatakan dalam penanganan kasus 22 ekor sapi perah mati, pihak balai selama sebulan terakhir menerapkan prosedur penanganan wabah secara umum penyakit menular.
Selain menutup area dan mengisolasi ternak, pihak balai juga memperketat dan menjalankan bio security. Prosedur sebelum ada hasil laboratorium tetap menggunakan standar penanganan penyakit hewan yang bisa menular ke manusia.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/puluhan-sapi-mati-mendadak_20180118_091210.jpg)