Pengakuan ‘Ayam Kampus’: Tarif, Cara Sembunyikan Identitas, hingga Jalin Hubungan dengan 2 Om-om
Ada beberapa 'ayam kampus' yang memberikan pengakuan mengenai seluk beluk kehidupan mereka. Berikut kisahnya.
Penulis: Indan Kurnia Efendi | Editor: Indan Kurnia Efendi
TRIBUNJABAR.CO.ID - Sebutan 'ayam kampus' rasanya sudah tak asing lagi di telinga masyarakat tanah air.
Tentunya bukan ayam dalam arti hewan berkaki dua yang ada di sebuah kampus.
'Ayam kampus' merupakan sebutan untuk seorang mahasiswi yang mempunyai kegiatan lain sebagai pemuas nafsu birahi pria hidung belang.
Melansir dari Tribun Jateng, ada beberapa 'ayam kampus' yang memberikan pengakuan mengenai seluk beluk kehidupan mereka.
Satu di antaranya adalah Bunga (bukan nama asli). Dia adalah mahasiwa di sebuah kampus swasta di Semarang Jawa Tengah.
Baca: Beda Perlakuan Ayam Kampus dan PSK, Pelanggan: Wanita Panggilan Maunya Langsung
Tinggi badannya memang tak menjulang, namun ia memiliki badan yang sintal padat berisi.
Wajahnya tak menyiratkan aura binal, ia justru terkesan teduh.
Pakaiannya pun tak mencolok, ia tak memamerkan bagian sensitif. Bunga berpakaian rapi, bersepatu, seperti layaknya pekerja kantoran.
Menurut pengakuan Bunga kepada Tribun Jateng, ia sudah menjadi 'ayam kampus' selama satu tahun.
Alasan Bunga terjun ke dunia esek-esek tidak lain demi mendapatkan uang lebih untuk biaya hidup sehari-hari dan biaya kuliah.
Semula, Bunga merupakan seorang pemandu lagu karaoke.
Selama satu tahun menjadi pemandu lagu, Bunga selalu menolak ajakan tamu untuk 'ngamar'.
Baca: Gara-gara Banjir, Anggota DPRD DKI Jadi Paham Mengapa Dulu Anies Baswedan Dipecat dari Menteri
Takut Terlalu Seksi, Marion Jola Ditantang Armand Maulana Untuk Joget Lebih Berani, Maia: Manjain! https://t.co/1puWdXJ2do via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) February 6, 2018
Selain itu, Bunga juga mendapat tawaran dari mami, sebutan untuk koordinator pemandu lagu tempat ia bekerja, untuk melayani tamu di kamar hotel.
"Mami bilang, kalau kerja sekalian totalitas. Tapi saat itu saya tolak mentah-mentah. Semula memang sama sekali tak ada keinginan terjun ke dunia seperti ini," ujar Bunga.
Seiring berjalannya waktu, Bunga butuh uang lebih banyak untuk mencukupi kehidupan dan membayar biaya kuliahnya.
Di sanalah Bunga memutuskan untuk menerima tawaran 'ngamar'.
"Kemudian, saya diam-diam menerima tawaran untuk ngamar dari seorang tamu. Dari situ saya akhirnya terjun ke dunia seperti ini," kata Bunga.
Baca: Kisah Haru Driver Ojek Online yang Ditinggal Orangtua, Kini Jungkir Balik Wujudkan Impian Adiknya
Soal tarif, Bunga punya tarif bervariasi. Untuk layanan kencan short time (ST), Bunga mematok harga mendekati Rp 1 juta. Sedangkan untuk layanan long time (LT), harganya Rp 2 juta.
Semua jasa yang ditawarkan adalah 'exclude', artinya biaya hotel menjai tanggungan tamu. "Jarang saya mau menerima tawaran menginap, capai," tukasnya.
Bunga menuturkan, ia tak meninggalkan pekerjaan sebagai pemandu lagu karaoke. Menurutnya, akan sangat mencolok bila ia tiba-tiba pergi begitu saja dari pekerjaan lamanya.
Bunga juga menjelaskan, tak setiap hari menerima tamu. Ia hanya 'nge-job' jika butuh uang saja.
Menyembunyikan Identitas
Identitas sebagai 'ayam kampus' tentunya harus ditutup rapat-rapat oleh Bunga. Ia pun punya cara tersendiri terkait hal itu.
"Akun di medsos, semunya pakai nama samaran, saya juga selektif saat menerima permintaan pertemanan," ucapnya.
Bunga juga memilah-milah medsos, nomor telepon, dan aplikasi pesan yang digunakan untuk berkomunikasi dengan teman kampus, keluarga, dan pelanggan.
"Nomor untuk kerja kan sewaktu-waktu bisa ganti. Beda dengan kontak untuk teman-teman, terlebih keluarga," tuturnya.
Bunga mengaku hingga saat ini tak ada pihak keluarga yang mengetahui bahwa ia menjadi 'ayam kampus'.
Pihak keluarga tak curiga karena sebelumnya tahu bahwa Bunga bekerja di sebuah pusat perbelanjaan.
"Ya tidak mungkinlah saya cerita hal seperti ini (menjadi ayam kampus-Red) ke keluarga. Yang tahu saya begini juga hanya teman-teman dekat saja," ujarnya.
Baca: Dikira Editan, Foto Dua Pria di Warung Pecel Lele saat Banjir ini Ternyata Asli, ini Buktinya
'Ayam kampus' lain yang juga mahasiswa di sebuah universitas di Semarang, sebut saja Mawar, punya cerita lain terkait pekerjaannya sebagai pemuas nafsu birahi pria hidung belang.
Mawar menjelaskan, saat ini ia menjadi simpanan dua 'om-om' sekaligus. Satu pria tinggal di Semarang dan satu lagi di Surabaya.
Menurutnya, menjadi pacar simpanan tak perlu ganti-ganti pasangan yang dikhawatirkan membuat identitasnya cepat terbongkar.
Alasan lainnya adalah soal penghasilan yang dianggap lebih besar.
"Jadi kalau butuh uang tinggal minta, nggak perlu berhubungan seksual dengan beberapa pria (untuk mendapatkan jumlah tertentu-Red)," ujarnya kepada Tribun Jateng.
Kedua pelanggan itu, kata Mawar, memberikan kebebasan kepadanya untuk memiliki pacar.
"Mereka selalu mengutamakan keluarga. Saya pun dipersilakan mau pacaran boleh, tapi harus cerita. Kebetulan yang di Semarang dan Surabaya tipikalnya sama, mereka memberi kebebasan. Ketika berkencan atau janjian bertemu pun berdasarkan kelonggaran waktu dua belah pihak,” katanya.
Baca: Tampil Beda di Konser Spekta 3 Indonesian Idol, Marion Jola Dikritik Maia Estianty: Kurang Bagus
Mawar mengatakan, ia biasanya diajak makan atau karaoke oleh 'si om'. Pertemuannya itu dilakukan pada hari kerja.
Masih melansir dari Tribun Jateng, Mawar merasa nyaman menjalin hubungan gelap dengan laki-laki beristri dan berumur, karena mereka memberikan kebebasan.
Selain itu, tidak setiap ketemu mereka selalu mengajak berhubungan intim, biasanya hanya sebatas menemani makan atau karaokean.
"Tidak menggangu kuliah, karena kalau ketemu waktunya disesuaikan. Kalau ketemu juga tidak selalu ngamar check-in atau berhubungan seksual. Dengan Koko-ku di Semarang pasti sering ketemu, sedangkan yang di Surabaya belum tentu tiap bulan ketemu, apalagi sekarang dia lagi sakit,” ujarnya.