Esok Ada Gerhana Bulan Langka, Ini 7 Mitos dan Teori Tak Biasa tentang Bulan
Dalam banyak hal, bulan selalu dikaitkan dengan hal-hal yang indah. Lepas dari itu, bulan ternyata menyimpan banyak misteri.
TRIBUNJABAR.CO.ID- Jika cuaca mendukung, besok (Rabu, 31/1/2018), kita akan sama-sama melihat fenomena astronomi langka: gerhana bulan super blue blood moon pertama sejak 150 tahun.
Ngomong-ngomong soal bulan, sejak terbentuk sekitar 400 miliar tahun yang lalu, satelit yang mengelilingi bumi ini selalu mencuri perhatian kita, manusia.
Kita ingin mengunjunginya, kita menelitinya, dan dalam beberapa kesempatan, kita kerap memujinya dalam larik-larik puisi atau prosa.
Dalam banyak hal, bulan selalu dikaitkan dengan hal-hal yang indah. Lepas dari itu, bulan ternyata menyimpan banyak misteri.
Momen Komandan Paspampres dan Menlu Sujud Syukur di Pesawat Usai Kunjungan Jokowi di Afganistan https://t.co/3voH0fGFS4 via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) January 30, 2018
Beragam mitos dan teori dimunculkan untuk menjawab misteri-misteri itu, termasuk teori-teori yang tidak lazim.
Bulan purnama membuatmu gila
Sejak zaman kuno, bulan purnama kerap dikaitkan dengan perilaku aneh dan gila, termasuk berjalan saat tidur, bunuh diri, aktivitas ilegal, dan berubah jadi manusia serigala.
Bagaimanapun juga, kata “lunacy” (kegilaan) dan “lunatic”(gila) berasal dari dewa bulan Romawi, Luna, yang konon kerap mengendarai keretanya melintasi langit di malam gelap gulita.
Selama ribuan tahun, dokter dan pakar kesehatan mental percaya bahwa ada keterkaitan antara maniak dan bulan.
Hippocrates, yang dianggap sebagai bapak kedokteran modern, menulis pada abad ke-5 SM, bahwa orang akan mengalami teror dan kegilaan di malam saat ia dikunjungi Dewi Bulan.
Baca: Pegawai Puskesmas Ini Terperanjat ketika Menemukan Dua Kerangka Manusia di Balik Sarung
Di Inggris abad ke-18, orang yang didakwa melakukan pembunuhan dapat meminta keringanan hukuman jika kejahatannya itu dilakukan persis di malam bulan pernama, dengan alasan kegilaan.
Alien tinggal di bulan
Pada 1820-an, astronom Bavaria Franz von Paula Gruithuisen mengklaim telah melihat sekilas ada kota di bulan dengan teleskopnya.