Kasus Penyiraman Air Keras Tak Kunjung Terkuak, Ucapan Novel Baswedan Terhadap Polri Terbukti Benar?

Keraguan Novel Baswedan mengenai keseriusan polisi dalam mengungkap kasus penyerangan terhadapnya, kini terbukti.

Editor: Indan Kurnia Efendi
Istimewa
Penyidik senior KPK, Novel Baswedan, sebelum menjalani operasi besar untuk mata kirinya di Singapore National Eyes Centre, Singapore General Hospital, Kamis (17/8/1017). 

TRIBUNJABAR.CO.ID - Sudah sembilan bulan berlalu usai insiden penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.

Hingga kini, pelaku penyiraman air keras itu belum juga ditangkap.

Keraguan Novel Baswedan mengenai keseriusan polisi dalam mengungkap kasus penyerangan terhadapnya, kini terbukti.

Hal itu dikatakan pengacara Novel, Muhammad Isnur, dalam konferensi pers di Kantor Indonesia Corruption Watch (ICW) di Kalibata, Jakarta, Jumat (12/1/2018).

"Sembilan bulan ini menandakan pernyatan Novel terbukti bahwa tidak yakin polisi akan mengungkap. Tidak yakin polisi akan menangkap pelaku dan dibawa ke pengadilan, karena ini seperti jeruk makan jeruk," kata Isnur.

Baca: Apakah Prabowo Minta Mahar di Pilkada DKI Jakarta 2017? Anies Baswedan Tegas Jawab Begini

Isnur mengatakan, hasil investigasi beberapa media massa mengungkap ada korelasi antara pelaku penyerangan dengan oknum penegak hukum. 

Bahkan, kata Isnur, sejak awal Novel sudah menyebut adanya oknum jenderal yang terlibat dalam kasusnya.

"Kalau melihat sejarah bagaimana Novel dikejar-kejar untuk dikriminalisasi, wajar kalau Novel sendiri tidak percaya kasusnya akan diungkap," kata Isnur.

Wajah Novel disiram air keras usai menunaikan shalat subuh berjamaah di Masjid Al Ikhsan, Jalan Deposito RT 03/10, Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada 11 April 2017.

Baca: Grip Sepeda Motor Anda Sering Mampet? Mungkin Ini Penyebabnya

Novel langsung dilarikan ke Rumah Sakit Mitra Kelapa Gading, Jakarta Utara. Sore harinya, Novel dirujuk ke Jakarta Eye Center.

Luka parah pada kedua mata Novel akibat siraman air keras ternyata tak cukup ditangani di Indonesia. Pada 12 April 2017, dokter merujuk agar Novel mendapatkan perawatan mata di Singapura.

Hingga kini, polisi belum juga menangkap pelaku penyerangan.

Padahal sebelumnya, polisi beberapa kali merilis sketsa wajah pelaku.

Sumber: Kompas
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved