Gadis yang Tak Sengaja Telan Jarum Sempat Bingung Dokter THT dan Bedah Berdebat
Saat di poli THT, keluarga dijelaskan mengenai bronkoskopi yang akan dilakukan pada Irma sebagai upaya untuk mengangkat jarum dari paru-parunya.
Penulis: Seli Andina Miranti | Editor: Kisdiantoro
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Seli Andina
TRIBUNJABAR.CO.ID, SUMEDANG - Irma Sopiani (17), siswi SMAN Tanjungsari yang tak sengaja menelan jarum pentul, rencananya melakukan bronkoskopi di RS Hasan Sadikin hari ini, Senin (11/12/2017).
Sebelumnya, gadis malang itu sempat pulang ke rumahnya di Dusun Ciseureuh, Rt03/ Rw05, Desa Kadakajaya, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, akibat jadwal operasi yang berselang tiga hari dari saat pendaftaean di RS Hasan Sadikin.
Ketika dihubungi Tribun Jabar, Dimas Apriana (33), paman Irma, menceritakan bahwa dirinya sempat dipingpong ketika datang ke RS Hasan Sadikin pada Kamis (7/12) lalu.
"Kami dipingpong antara poli THT dan poli bedah," ujar Dimas.
Dimas mengungkapkan, ketika sampai ke RS Hasan Sadikin, Irma dan keluarga yang mengantarnya mendaftar ke poli THT sesuai arahan dan rujukan RSUD Sumedang.
Saat di poli THT, keluarga dijelaskan mengenai bronkoskopi yang akan dilakukan pada Irma sebagai upaya untuk mengangkat jarum dari paru-parunya.
Datangi Komnas Perlindungan Anak, Tsania Marwa Terpukul saat Tahu Atalarik Syah Ganti Nama Anaknya https://t.co/nmplvn4LAX via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) December 11, 2017
"Tapi dokternya malah menjelaskan bahwa bronkoskopi tidak menjamin, lalu ditakut-takuti katanya sakit atau apalah," ujar Dimas.
Bahkan, Dimas menceritakan, dokter sudah menyodorkan surat pernyatakan untuk tidak akan melakukan bronkoskopi pada keluarga Irma.
Mereka pun disarankan untuk berganti poli ke poli bedah sesuai anjuran dokter di poli THT tersebut.
"Di (poli) bedah tidak menerima, katanya kalau pun mau dilakukan bedah, alurnya harua bronkoskopi dahulu," ujar Dimas.
Irma, Dimas, dan keluarga lainnya diminta kembali ke poli THT untuk kembali mendapatkan penjelasan mengenai bronkoskopi yang akan dilakukan.
"Mendengar semua penjelasan tentang bronkoskopi dan bedah, kami yang orang awam kan takut," ujar Dimas.
Irma dan keluarga, menurutnya, sempat menunggu cukup lama ketika dokter dari poli THT dan poli bedah saling berargumentasi.