Uwa Bubur, Tetap Berkeliling Majalaya untuk Menjual Bubur Meski Telah Tua Renta
Uwa Bubur adalah pedagang bubur yang biasa berjualan di sekitar Talun hingga Jalan Babakan dekat Jalan Tengah, Majalaya.
Penulis: Seli Andina Miranti | Editor: Jannisha Rosmana Dewi
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Seli Andina
TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Di antara kedaraan yang berlalu-lalang di Jalanan Majalaya, Kabupaten Bandung, sebuah gerobak berwarna biru tua melaju pelan di pinggir ruas jalan.
Roda gerobak bubur ayam tersebut berputar pelan seiring dorongan dari jemari keriput pria tua pedagang bubur tersebut.
Gerakan kakinya tak biasa, efek panjang kedua kakinya yang tak sama, pendek sebelah menurutnya.
Endang Sholih (83) namanya, meskipun orang lebih mengenalnya dengan sebutan Uwa Bubur.
Uwa Bubur adalah pedagang bubur yang biasa berjualan di sekitar Talun hingga Jalan Babakan dekat Jalan Tengah, Majalaya.
Ingat Martunis Bocah Korban Tsunami yang jadi Anak Angkat Ronaldo? Kini Pekerjaannya Tak Disangka https://t.co/G6GGl9KE4t via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) December 6, 2017
Di usia senjanya, Uwa Bubur masih setia berjualan bubur keliling.
Ia berkeliling untuk menjual bubur dalam jarak tempuh yang cukup jauh untuk orang tua sepertinya.
Pria kelahiran 1934 ini sudah berjualan bubur sejak 1983, atau sekira 34 tahun lalu.
Hal tersebut diungkapkan Uwa Bubur ketika ditemui Tribun Jabar di tempatnya berjualan, Rabu (6/12/2017).
"Sudah lama jualan bubur di sini, dari dulu juga jualannya bubur, cara membuatnya pun masih sama seperti dulu," ujar Uwa Bubur dengan suaranya yang tak begitu keras.
Meski peluh bercucuran setelah mendorong gerobak bubur, namun kakek humoris itu sesekali melontarkan lelucon-lelucon lucu.
Berparas Tampan dan Bertubuh Atletis, Inilah 5 Pesona Wijaya Saputra yang Bikin Agnez Mo Jatuh Cinta https://t.co/oqC7bUzbFZ via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) December 6, 2017
Senyum dan tawa tak pernah lepas dari bibirnya meski gigi depan Uwa Bubur tak lengkap lagi,
Meski tubuhnya sudah tak sekuat dulu, Uwa Bubur tetap terus berjualan bubur dan tak pernah mengeluh.
Baginya, tak ada pilihan lain selain bergantung pada bubur ayam dagangannya meskipun tubuh sudah lelah dan ingin beristirahat.
"Ya kalau lelah, istirahat saja, tapi kalau berhenti, nanti saya dan istri makan dari mana?" ujarnya.