20 Keluarga di Naringgul Cianjur Ini Jika Malam Tiba Langsung Mengungsi, Ini Alasannya

Beberapa hari setelahnya, pergerakan tanah di sejumlah titik terjadi dan merusak lebih dari seratus rumah warga,

Penulis: Ferri Amiril Mukminin | Editor: Ichsan
istimewa
ebing longsor di Desa Wanasari, Kecamatan Naringgul membuat puluhan keluarga mengungsi. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferri Amiril Mukminin

TRIBUNJABAR.CO.ID, CIANJUR - Akibat pergerakan tanah, sebanyak 20 keluarga dikabarkan mengungsi ke rumah kerabatnya di Desa Wanasari, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur. Dampak longsor menyebabkan ratusan rumah terancam tertimbun longsor.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Ahmad Rifa’i Azhari mengatakan, bencana longsor dan pergerakan tanah di desa tersebut sudah terjadi sejak Sabtu (18/11/2017,) berupa longsoran yang menimbun pekarangan rumah serta kandang ternak milik warga.

Baca: Gagal Bawa Indonesia Menang Lawan Suriah, Spaso Tetap Bangga Bisa Bela Timnas Indonesia

Beberapa hari setelahnya, pergerakan tanah di sejumlah titik terjadi dan merusak lebih dari seratus rumah warga, sehingga 20 keluarga mengungsi ke kerabatnya.


"Kami sudah dapat informasi sejak beberapa hari lalu. Dari hasil pemeriksaan tim, ada seratus lebih yang terdampak, 90 rumah rusak ringan dan 20 keluarga mengungsi," kata Ahmad, saat dihubungi melalui telepon, Kamis (23/11/2017).

Menurutnya, tidak ada korban luka, apalagi sampai korban jiwa dari penduduk. Tetapi beberapa ekor hewan ternak tertimbun. "Jadi yang tertimbun ada, tapi itu hewan, bukan penduduk," katanya.

Pihaknya sudah menyiapkan tenda pengungsian di lapang dekat kantor desa, tetapi rata-rata penduduk mengungsi ke rumah kerabatnya saat malam hari.


"Kalau siang, mereka beraktivitas seperti biasanya. Jika malam hari, baru mengungsi sebab khawatir ada longsor atau pergerakan saat mereka tidur, " katanya.

BPBD sedang melakukan koordinasi dengan pusat vulkanologi mitigasi bencana dan geologi Provinsi Jawa Barat untuk melakukan pemeriksaan ke lokasi. Hal itu dilakukan untuk memastikan pergerakan tanah terus terjadi atau tidak.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved