Dulu Citarum Sungai Terkotor di Dunia, Sekarang Citarum Sungai Terhitam di Dunia

Hal itu dikarenakan masih banyak perusahaan yang membuang limbah Sungai Citarum.

Penulis: Theofilus Richard | Editor: Kisdiantoro
Tribun Jabar/Theofilus Richard
Wagub Jawa Barat, Deddy Mizwar, mengunjungi rumah Ujang Jek di Desa Sudi, Kecamatan Ibun, Majalaya, Kabupaten Bandung, Jumat (17/11/2017). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Theofilus Richard

TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar, mengatakan program Eco-Village pada masyarakat di sekitar Sungai Citarum sudah berjalan cukup baik.

Ia pun mengatakan, Sungai Citarum tidak lagi menjadi sungai terkotor di dunia.

“Sungai Citarum dulu menjadi sungai terkotor di dunia. Sekarang berubah, sudah tidak menjadi tidak terkotor di dunia, tetapi sungai terhitam di dunia,” ujarnya saat ditemui wartawan di Desa Sudi, Kecamatan Ibun, Majalaya, Kabupaten Bandung, Jumat (17/11/2017).

Hal itu dikarenakan masih banyak perusahaan yang membuang limbah Sungai Citarum.

“Karena limbah B3-nya masih dibuang pabrik-pabrik ke Sungai Citarum. Ada penegakan hukum yang harus kami lakukan di situ,” ujarnya.

Ia menyarankan perusahaan-perusahaan untuk bisa berembuk mendiskusikan pengelolaan limbah.

Beberapa perusahaan memiliki satu Intalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL), disebutnya, akan mengurangi beban perusahaan.

“Mungkin ada teknologi baru untuk mengelola IPAL komunal, pabrik-pabrik menyalurkan limbahnya ke perusahaan IPAL yang dikelola bersama. Mungkin 10-20 pabrik satu IPAL, sehingga tidak membenani biaya untuk pengolahan limbahnya,” ujarnya.

Mengenai normalisasi Sungai Citarum, Deddy Mizwar mengatakan Pemprov Jawa Barat tidak memiliki wewenang apapun di struktur Sungai Citarum.


Sungai Citarum disebutnya merupakan wewenang Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) yang berada di bawah Kementerian PUPR.

Sehingga yang dapat dilakukan Pemprov Jawa Barat adalah membangun kultur masyarakat di sekitar wilayah Sungai Citarum.

“Masyarakat Eco-Village membangun kultur agar tidak membuang sampah ke sungai, mengolah sampah, dan menanam pohon,” ujarnya.

Deddy Mizwar menyebut pembenahan Sungai Citarum menghabiskan dana triliunan rupiah.

Ia juga mengatakan dampak normalisasi Sungai Citarum memang belum terasa, karena membutuhkan waktu cukup lama.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved