Sebaran Abu Vulkanik Gunung Agung Bisa Sampai ke Badung

Ditanya mengenai video viral seorang pemangku yang naik ke puncak Gunung Agung saat masih. . .

Editor: Fauzie Pradita Abbas
tripadvisor
Pura Pasar Agung dengan latar belakang puncak Gunung Agung 

TRIBUNJABAR.CO.ID, MANGUPURA - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melakukan rapat terbatas dengan pihak Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Senin (2/10/2017) siang.

Dalam pertemuan yang dilaksanakan di Gedung BMKG Wilayah III Bali, Kuta, Badung, Bali itu dibahas beberapa hal seputar kondisi Gunung Agung terkini.

Lebih spesifik lagi, support informasi terkait cuaca oleh BMKG kepada petugas PVMBG yang memantau aktivitas vulkanik Gunung Agung.

Dijelaskan, saat ini sudah memasuki musim peralihan dari kemarau menuju musim hujan.


"Data terkait cuaca kami buat per hari untuk dapat digunakan oleh kawan-kawan PVMBG," ujar Sujabar kepada Tribun Bali, ditemui di sela-sela rapat terbatas tersebut.

Ia menjelaskan, bila Gunung Agung mengalami erupsi ketika hujan turun, kemungkinan dampaknya ada dua.

Pertama, partikel debu vulkanik yang ditimbulkan bisa berkurang karena diendapkan oleh air hujan.

Kedua, bila curah hujan tinggi, yang mengkhawatirkan adalah laju lahar dingin akan semakin cepat.

Namun demikian, seberapa jauh sebaran debu vulkanik bila Gunung Agung mengalami erupsi tidak bisa dipastikan.

BMKG, kata dia, hanya bisa memberikan informasi arah angin per lapisan-lapisan.

"Efek debu vulkanik tergantung partikel debu, kalau masanya agak berat, maka jatuhnya dekat. Sedangkan kalau ringan, akan semakin jauh terbawa oleh hembusan angin. BMKG tidak bisa menentukan," imbuh Sujabar.

Sejauh ini, tidak ada dampak aktivitas vulkanik Gunung Agung yang terus meningkat terhadap cuaca.

Seorang pria Bali memperhatikan Gunung Agung yang diselimuti awan dari sebuah pura di Karangasem, Bali, Indonesia, 26 September 2017.
Seorang pria Bali memperhatikan Gunung Agung yang diselimuti awan dari sebuah pura di Karangasem, Bali, Indonesia, 26 September 2017. (AP Photo/Firdia Lisnawati)

Cuaca peralihan dari kemarau menuju musim hujan merupakan faktor periodik yang biasa.

Dikatakan, daerah-daerah di Bali bagian tengah musim turun hujannya lebih cepat daripada wilayah Bali bagian utara.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved