Persib Bandung
Persib Bandung Sebenarnya Tidak Setuju dengan Sanksi Komdis PSSI Beri Denda, Begini Alasannya
Manajemen Persib Bandung yang diwakili Komisarisnya, Kuswara S Taryono, tidak setuju dengan . . .
Penulis: Ferdyan Adhy Nugraha | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferdyan Adhy Nugraha
TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Manajemen Persib Bandung yang diwakili Komisarisnya, Kuswara S Taryono, tidak setuju dengan sanksi yang dijatuhi komisi disiplin PSSI kepada Maung Bandung.
Idealnya, kata Kuswara S Taryono, Manajemen Persib, Panpel, dan bobotoh seharusnya diundang terlebih dahulu oleh komdis PSSI untuk memberikan keterangan.
"Sesungguhnya pandangan kami, seyogyanya atau idealnya komdis sebelum memutus menghukum Persib Bandung dengan denda Rp 50 juta, diundang terlebih dahulu," kata Kuswara di Graha Persib, Rabu (27/9/2017).
Baca: Siswi yang Telan Jarum Pentul Bisa Cepat Dirujuk ke RSHS, Ternyata Ini Alasannya
Ia menambahkan, bahwa ruang untuk berdialog sebetulnya ada di dalam kode disiplin PSSI.
Kuswara S Taryono menyebut bahwa PSSI sekonyong-konyong memberikan sanksi terhadap Maung Bandung.
Menurutnya, PSSI hanya melihat bukti yang ada dan kemungkinan besar dari dokumentasi foto, media, dan dokumen pertandingan.
Maharasyi Hansa - 4 Fakta Wanita Indonesia Pertama yang Lolos Blind Audition The Voice Amerika https://t.co/h2EuoTn2bW via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) September 28, 2017
Keputusan PSSI ini pun dinilainya terlalu terburu-buru dan ujug-ujug.
"Menurut saya terlalu terburu-buru. Persib Bandung sesungguhnya tidak setuju, semestinya ada proses seperti itu, bukan juga terlalu terburu-buru untuk mengaitkan," tegas Kuswara S Taryono.
Dalam keputusan komdis kata Kuswara masih ada sanksi lain sebelum memberikan hukuman denda, semisal sanksi peringatan atau teguran terlebih dahulu.
Komisaris PT PBB ini pun berpendapat bahwa apa yang dilakukan bobotoh adalah murni kemanusiaan, bukab aksi politik.
"Persib punya keyakinan, ini sangat tulus dari bobotoh, jadi tidak mungkin ini nyambung ke ranah politis ini hanya bentuk spontanitas," pungkas Kuswara S Taryono. (*)