LIVE STREAMING: Pengakuan Blak-blakan Novel Baswedan: Tak Hanya Satu Jenderal yang Menyerang Saya

Dalam wawancara tersebut Novel menyatakan rasa herannya bahwa pihak kepolisian dalam hal ini. . .

Penulis: Fauzie Pradita Abbas | Editor: Fauzie Pradita Abbas
Kolase Tribun Jabar
Aris Budiman dan Novel Baswedan 

TRIBUNJABAR.CO.ID - Kedua bola matanya belum pulih pasca penyerangan kejam terhadap dirinya lima bulan lalu, namun kini permasalahan kembali dihadapinya.

Novel Baswedan, penyidik senior lembaga anti korupsi KPK kembali menghadapi ujian justru dari atasan di institusinya sendiri.

Direktur Penyidikan KPK, Brigjen Pol Aris Budiman, melaporkan Novel terkait surat elektronik yang dikirimnya mengenai rekrutmen penyidik KPK. Novel dianggap menyinggung integritas Direktur Penyidikan KPK tersebut.

Brigjen Pol Aris Budiman, mulai muncul setelah namanya disebut dalam rekaman video tersangka keterangan tidak benar Miryam Haryani dalam kasus korupsi E-KTP.

Dalam rekaman itu Miryam menyebut Direktur Penyidikan KPK bagian dari penyidik KPK yang menemui sejumlah anggota komisi III DPR, membocorkan segala informasi KPK.

Selain itu di rekaman juga terungkap, ada kelompok penyidik KPK yang meminta uang 2 miliar rupiah agar kasus Miryam aman. Isu itu juga menjadi tema dalam program AIMAN yang tayang pekan lalu (28/8),

“Musuh Dalam Selimut” di KPK? Namun pimpinan KPK, Saut Situmorang, dalam wawancaranya menjelaskan telah memeriksa Direktur Penyidikan dan Aris mengatakan hal itu tidak benar.

Sehari setelah itu, Selasa (29/8) Direktur Penyidikan KPK, Brigjen Pol Aris Budiman, seorang diri memenuhi panggilan khusus Pansus KPK di DPR, meski ia melenggang tanpa izin pimpinan. Ia pun dibombardir pertanyaan anggota Pansus terkait isu permintaan uang untuk kasus korupsi.

Tidak hanya itu, Ia juga ditanya mengenai penyidik senior KPK yang kerap menentang keras kebijakannya. Novel Baswedan adalah penyidik senior KPK tersebut.

Bahkan Novel pernah mengirimkan e-mail kepada Brigjen Pol Aris Budiman. E-mail yang mungkin mengantarkan Novel, ke status Tersangka.

Dalam wawancara Eksklusif, Novel dengan Aiman pada Rabu (30/8), Novel ungkapkan tak hanya seorang Jenderal di Mabes Polri.

Tetapi juga ada sejumlah pengikut sang Jenderal, yang berperan dalam penyiraman air keras kepadanya. Novel juga bercerita secara blak-blakan kepada Aiman terkait isi e-mail yang ditulisnya untuk Direktur Penyidikan, Brigjen Pol Aris Budiman.

Novel masih tak yakin, pelaku penyerangnya akan terungkap tuntas. Jika tersangkanya sudah ditemukan, ada kekhawatirannya yang ia ungkapkan.

Simak wawancara EKSKLUSIF Novel Baswedan lebih lengkap dengan Jurnalis KompasTV, Aiman Witjaksono, dalam episode Eksklusif, Wawancara Novel, Senin (4/9) yang tayang pukul 20.00 WIB di KompasTV.

Novel Baswedan Duga Ada Jenderal di Balik Penyiraman Air Keras, Apa Tanggapan Polri?

Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menggunakan kursi roda saat akan dibawa ke RS Jakarta Eye Center dari RS Mitra Kekuarga, Kelapa Gading, Jakarta, Selasa (11/4/2017). Novel Baswedan dipindahkan ke RS Jakarta Eye Center untuk menjalani perawatan lanjutan usai dirinya mengalami serangan fisik dari orang tak dikenal dengan menggunakan cairan yang diduga air keras yang membuat Novel Baswedan mengalami luka serius di sekitar wajah.
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menggunakan kursi roda saat akan dibawa ke RS Jakarta Eye Center dari RS Mitra Kekuarga, Kelapa Gading, Jakarta, Selasa (11/4/2017). Novel Baswedan dipindahkan ke RS Jakarta Eye Center untuk menjalani perawatan lanjutan usai dirinya mengalami serangan fisik dari orang tak dikenal dengan menggunakan cairan yang diduga air keras yang membuat Novel Baswedan mengalami luka serius di sekitar wajah. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Majalah Time pernah mempublikasikan hasil wawancaranya dengan penyidik Komisi Pemerantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan tentang kasus penyiraman air keras ke wajahnya, dua bulan lalu.

Wawancara majalah Time ini dilakukan di Singapore General Hospital, Singapura, pada 10 Juni 2017.

Dalam wawancara tersebut Novel menyatakan rasa herannya bahwa pihak kepolisian dalam hal ini Polda Metro Jaya belum juga kunjung bisa menemukan pelaku dan dalang di balik serangan air keras terhadapnya di pagi shubuh 11 April lalu di dekat kediaman Novel di Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved