Awal Mula Kisah Ritual Seks di Gunung Kemukus, Ternyata Ada Kemiripan dengan Cerita Sangkuriang

Aktivitas peziarahan di sana juga berpusat pada makam orang yang dianggap punya daya linuwih atau yang sakti mandraguna.

Editor: Ravianto

TRIBUNJABAR.CO.ID, SRAGEN - Sarung-sarung memang berserakan di mana-mana. Para pemiliknya datang dengan tujuan ngalap berkah.

Cerita tentang tempat peziarahan itu macam-macam.

Bagaimana kebenaran cerita-cerita itu, sebelum Kemukus menjadi pulau setelah Waduk Kedung Ombo mulai diairi tanggal 14 Januari 1989?

Inilah kisah ritual seks di Gunung Kemukus, seperti pernah ditulis Majalah Intisari tahun 2002 lalu.

Sekilas, Kemukus tak banyak berbeda dengan tempat-tempat peziarahan lain yang bertebaran di Jawa. Seperti di Gunung Jati, Gunung Muria, atau Gunung Kawi.


Aktivitas peziarahan di sana juga berpusat pada makam orang yang dianggap punya daya linuwih atau yang sakti mandraguna.

Di Kemukus, yang jadi pujaan adalah tokoh Pangeran Samudra, yang terbaring tenang di makamnya, nun di puncak Bukit Kemukus.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi peziarah agar permohonan mereka terkabul juga mirip dengan tempat-tempat lain.

Setelah mandi di Sendang Ontrowulan, mata air yang terletak beberapa ratus meter sebelah timur makam, dan nyekar di makam Pangeran Samudra, peziarah haras nyepi sepanjang malam di sekitar makam.

Namun, acara nyepi di Kemukus bukan sembarang nyepi, tapi harus disertai dengan melakukan hubungan seksual dengan lawan jenis yang bukan istri atau suami sendiri.


Nah, ini yang membuat gaya ngalap berkah di Kemukus lain dari yang lain.

Boleh dibayangkan bagaimana ratusan pasang peziarah, di tengah alam terbuka, beramai-ramai melakukan hubungan intim secara massal dan kolosal.

Sungguh suatu pemandangan yang langka tapi nyata.

Sumber: Intisari
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved