Kemiskinan
Tiga Keluarga Ini Hanya Bisa Makan Kulit Singkong, Anak Sempat Menolak Tapi Akhirnya Menerima
"Rasanya cukup enak. Setelah dibersihkan dan diiris lalu direbus. Cukup diberi garam dan vetsin, cucu-cucu juga suka memakannya," ujarnya.
Penulis: Firman Suryaman | Editor: Kisdiantoro
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Firman Suryaman
TRIBUNJABAR.CO.ID, TASIKMALAYA - Akibat kemiskinan, tiga keluarga yang menghuni sebuah rumah panggung di Kampung Pasir Pari, Desa Pasri Huni, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, terpaksa memasak kulit singkong sebagai lauk-pauk untuk makan.
Ketiga keluarga miskin ini hidup dalam satu rumah panggung berukuran sekitar 4x6 meter. Kalau tidur malam, mereka harus berdesak-desakan karena jumlah anggota keluarga mencapai 12 orang. Mereka pun hanya mampu dua kali makan dalam sehari.
Salah seorang kepala keluarga, Asep Supriadi (37), saat ditemui di lokasi, Kamis (24/8), menuturkan, mereka terpaksa hidup dalam kondisi memprihatinkan karena tidak punya pekerjaan tetap.
"Kami tiga keluarga bersaudara di sini bersama ibu kandung kami. Jadi rumah ini juga milik ibu," ujarnya.
Lawan Malaysia, Apa Saran Mantan Gelandang Persib Bandung untuk Timnas Indonesia? https://t.co/m1kdn9EnM6 #TribunJabar pic.twitter.com/MLXYY7VazW
— Tribun Jabar (@tribunjabar) August 25, 2017
Berprofesi hanya sebagai buruh tani, Asep mengaku hanya mendapat penghasilan antara Rp 20 ribu sampai Rp 50 ribu per hari. Dengan kondisi keuangan seperti itu, para kepala keluarga kerapkali hanya mampu membeli beras untuk kebutuhan sehari-hari. Lauk-pauk yang sesekali dibeli, ikan asin dan kerupuk.
"Tapi kalau uang sudah habis dibelikan beras, kami hanya makan seadanya. Tapi ibu saya sering memasak kulit singkong dijadikan lauk-pauk. Lumayan, anak-anak juga suka makan meskipun sesekali suka menolak. Tapi karena tidak ada apa-apa lagi akhirnya dimakan juga," kata Asep.
Unesih (63), ibu kandung Asep, mengatakan, tidak sulit mendapatkan kulit singkong karena tinggal mengambil dari kebun atau tetangga yang kebetulan baru mengambil singkong.
"Rasanya cukup enak. Setelah dibersihkan dan diiris lalu direbus. Cukup diberi garam dan vetsin, cucu-cucu juga suka memakannya," ujarnya.
Menurut Unesih, anak dan cucu-cucunya sudah terbiasa makan ala kadarnya.
"Kalau uang sudah tidak ada lagi, saya langsung mencari kulit singkong untuk dimasak. Memasaknya gampang. Seperti membuat oseng kangkung atau oseng jamur. Setelah matang langsung dihidangkan," kata Unesih. (stf)