Alami Gangguan Pendengaran dan Mulai Pikun, Nenek Ini Tetap Berjualan di Pinggir Jalan
Nenek 83 tahun itu hidup sendiri di kontrakannya di Rancaloa, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung.
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG- Eneh Sukaesih (83) yang hidup sebatang kara menghabiskan waktunya untuk berjualan makanan ringan di pinggir Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung.
Lokasi persisnya di depan Rumah Sakit Al Islam.
Ia sudah mengalami gangguan pendengaran dan mulai pikun.
Tidak banyak hal yang bisa diceritakan Eneh Sukaesih, termasuk lupa kapan suaminya meninggal.
Ia juga tak begitu ingat sejak kapan ditinggalkan anak-anaknya.
Tahukah Kamu di Mana Pramugari Tidur saat Dalam Pesawat? Tempatnya Sungguh Tak Terduga https://t.co/TzWskXMi0q via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) August 7, 2017
Satu-satunya yang ia ingat hanya anaknya yang sudah berkeluarga dan tinggal di Kabupaten Cianjur tetapi hingga kini belum pernah menemuinya.
Nenek 83 tahun itu hidup sendiri di kontrakannya di Rancaloa, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung.
Setiap bulan, ia harus membayar Rp 250 ribu.
"Saya lahir di Bandung tapi ngontrak sendiri di Rancaloa. Alhamdulillah selalu bisa membayar," ujar Eneh Sukaesih kepada Tribun Jabar di Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Senin (7/8/2017).
Baca: Padahal Lagi di Tahanan, Tapi Tora Sudiro di Belakang Promo Film Warkop DKI Reborn
Dari berjualan makanan ringan, ia mengaku bisa mendapatkan uang Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu setiap hari.
Bahkan, ia tak begitu yakin para pembeli benar-benar menginginkan dagangannya.
"Saya jualan di sini sudah lama, lupa sudah berapa tahun, tapi tiap hari suka ada yang membeli mungkin kasihan," katanya.
Dari pagi hingga sore, ia berjualan dan pulangnya harus naik becak. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/eneh-sukaesih_20170807_143638.jpg)